Bulan lalu, saya mendapatkan kabar kalau salah seorang saudara dekat yang sudah saya anggap kakak sendiri mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari Jogja ke Jakarta. Beliau mengalami kecelakaan yang cukup parah hingga beberapa tulangnya patah, termasuk tulang rahangnya yang remuk.
Terkejut-kejut saya mendengar berita yang disampaikan ibu saya tersebut. Alhamdulillahnya, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Seluruh penumpang, termasuk anaknya selamat. Namun, kondisi kakak sepupu sayalah yang paling parah sehingga harus dirawat intensif dan menjalankan beberapa kali operasi.
Baca juga: Pengalaman Memperpanjang SIM Online Terbaru 2024
Saat saya berkunjung ke rumahnya, adik sepupu saya bercerita kalau menurut catatan polisi, kejadian tersebut terjadi karena pengendara mobil mengalami microsleep. Mobil yang ditumpangi oleh kakak sepupu saya pun menabrak dan nyungsruk ke bawah truk. Diketahui saat kejadian kakak sepupu saya sedang tertidur di kursi penumpang dan tidak sadarkan diri hingga beberapa jam.
Sementara itu, pengemudi mobil mengalami luka-luka ringan, anak saudara saya mengalami sobek di tangannya dan memar-memar di beberapa bagian tubuh. Huhu. Sedih banget denger ceritanya.
Mengenal Microsleep saat Berkendara
Istilah microsleep ini bukanlah istilah yang asing bagi saya. Bertahun-tahun lalu, saya juga pernah hampir mengalami kecelakaan mobil karena pengendara mobil yang saya tumpangi juga mengalami microsleep dan hampir menabrak pembatas jalan di jalan tol. Untungnya, saat itu kakek saya yang berada di kursi penumpang depan dengan sigap membanting setir dan pengendara mobil langsung kembali tersadar. Huff..
Sebenarnya, apa yang dimaksud microsleep? Microsleep saat berkendara adalah fenomena ketika seseorang mengalami periode tidur yang sangat singkat, biasanya satu hingga 30 detik, tanpa disadari. Ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan tidak terkontrol, terutama saat seseorang mengalami kelelahan ekstrem atau kurang tidur.
Meskipun hanya sepersekian detik, kejadian ini dapat menjadi situasi yang sangat berbahaya jika terjadi saat sedang mengemudi. Sebab hanya dalam hitungan detik, pengemudi bisa kehilangan kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya. Akibatnya, bisa fatal seperti kecelakaan yang terjadi pada saudara saya.
Baca tentang: Pengalaman ke Lembang Park and Zoo
Penyebab Microsleep
Berbahaya banget ya microsleep ini jika terjadi dalam perjalanan. Oleh karenanya banyak sekali anjuran yang kita lihat, terutama di jalan tol, untuk beristirahat ketika mulai ngantuk saat berkendara. Ada beberapa penyebab microsleep yang umum dialami oleh seseorang saat mengendarai kendaraan di perjalanan:
1. Kurang Tidur
Penyebab utama microsleep yang paling banyak terjadi adalah kurang tidur atau tidur yang tidak memadai sebelum berkendara. Seseorang yang kurang tidur lebih rentan mengalami kelelahan dan kehilangan kewaspadaan. Apalagi jika berkendara jarak jauh, terkadang kita ingin segera tiba di tujuan tanpa memikirkan bahwa kondisi tubuh sebenarnya sudah kelelahan.
2. Bosan saat di Perjalanan
Berkendara dalam kondisi yang monoton, contohnya di jalan raya atau jalan tol yang panjang dan datar, dapat menyebabkan kebosanan. Dalam perjalanan jauh mengendarai mobil, suami saya biasanya meminta saya untuk menemaninya ngobrol, makan camilan atau mendengarkan musik. Pokoknya apa aja deh untuk mengurangi kebosanan dia selama menyetir mobil.
Baca tentang: 5 Destinasi Honeymoon untuk Newlyweds
Pasalnya, kurangnya rangsangan visual dan aktivitas dapat membuat otak cenderung masuk ke periode microsleep. Apalagi kalau melihat penumpang lain tidur, bawaannya mungkin ikutan ngantuk juga kali ya.
3. Berkendara di Malam Hari atau Jam-jam Tertentu
Microsleep lebih mungkin terjadi pada malam hari atau di jam-jam saat tubuh manusia seharusnya beristirahat atau tidur. Perjalanan larut malam atau perjalanan jarak jauh pada waktu-waktu ini meningkatkan risiko microsleep. Contohnya seperti kejadian saudara saya yang kabarnya terjadi setelah subuh.
4. Konsumsi Alkohol atau Obat-obatan
Minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan tertentu bisa merusak kewaspadaan dan sangat berbahaya jika mengendarai kendaraan. Efek dari alkohol atau obat-obatan ini dapat memicu microsleep dan menurunkan kemampuan pengemudi untuk merespons dengan cepat.
5. Stres dan Kelelahan Mental
Penyebab lain yang dapat mengakibatkan terjadinya microsleep adalah stres, kelelahan mental, atau tekanan emosional. Saat seseorang mengalami stres atau kelelahan mental, kemampuan konsentrasi dan kewaspadaan dapat menurun, hal ini akan meningkatkan potensi untuk periode tidur singkat yang tidak disadari.
Cara Mencegah Microsleep saat Berkendara di Perjalanan
Melihat betapa bahayanya kondisi microsleep ini, tentu kita harus mencari cara untuk mencegahnya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari kejadian ini adalah sebagai berikut:
1. Istirahat Cukup Sebelum Perjalanan
Seperti yang disebutkan di atas ya, kurang tidur adalah penyebab utama banyaknya pengendara mobil yang mengalami microsleep. Oleh karenanya, jika ingin menyetir untuk perjalanan jauh, persiapkan diri dengan beristirahat yang cukup. Idealnya, usahakan untuk tidur selama 7-8 jam sebelum perjalanan panjang.
Baca juga: 4 Tipe Traveler Setelah Berkeluarga, Kamu yang Mana?
Memang biasanya kalau lagi liburan, apalagi kumpul-kumpul sama keluarga, kadang lupa waktu dan tidur hingga larut malam. Namun, jika keesokan harinya akan berkendara, terutama jarak jauh, usahakan untuk tetap mementingkan waktu istirahat yang berharga.
2. Bergantian Mengendarai Mobil untuk Mencegah Microsleep
Kalau memungkinkan, berbagi tugas mengendarai mobil juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghindari microsleep. Bergantian untuk mengemudi dapat membantu mencegah kelelahan yang berlebihan pada satu orang. Jika Mae frens merasa mengantuk atau lelah, serahkan kemudi kepada teman perjalanan yang segar dan siap mengemudi.
3. Jangan Ragu untuk Berhenti dan Beristirahat
Tips terakhir adalah jangan ragu untuk beristirahat sejenak selama perjalanan panjang. Gak apa-apa banget mampir ke rest area untuk sholat, ke toilet, makan atau tidur sejenak. Tidur berkualitas selama 15 – 30 menit saja sudah bisa memberikan efek yang cukup terasa untuk mengurangi kantuk saat berkendara.
Intinya mah, nggak usah ingin buru-buru sampai namun menyepelekan rasa kantuk karena akibatnya fatal sekali. Jangan lupa juga utuk berdo’a supaya diberikan kelancaran dalam perjalanan. Jangan sampai Mae frens mengalami kejadian serupa dengan yang dialami saudara saya ya. Stay safe, travelers!
Pingback: Taman Kota BSD 2, Cheonggyecheon Versi Tangerang Selatan
Ngerii ya kalau kecelakaan karena microsleep. Untung ga ada korban jiwa. Baru paham deh kenapa dulu mas sepupuku mesti kasih nasehat kalau mudik/nyetir dengan durasi lama kudu istirahat di rest area, ternyata ini salah satu cata mencegah microsleep.
Iya bahaya banget nyetir sambil ngantuk, tuh. Saya juga kalau liat suami udah nguap-nguap pas nyetir langsung suruh melipir aja. Istirahat di rest area barang 15-20 menit nggak papa lah, sampai lebih lama sedikit yang penting selamat.
Ngeri banget ya dampak dari microsleep. Jujur dulu pas masih kuliah, sering diantar jemput bapak pake roda dua dan aku selaku yang dibonceng pernah tuh ngalamin ngantuk banget, berujung tidur dan hampir aja tali tas masuk ke jari-jari Motor. Syukurlah bapak merasa kalau saya ketiduran dan beliau berusaha membangunkan saya, maklum kala itu sering begadangin skripsi jadi pas di motor kena angin sepoi-sepoi rasanya nyaman banget, bikin merem ngantuk.
Ngeri emang, apalagi kalau bawa kendaraan mobil yakin deh di momen tertentu terutama jalan lurus-lurus aja pasti menyebabkan rawan ngantuk. Mesti bawa pendamping yang bisa ngajakin ngobrol dan kalau ngantuk sebaiknya melipir dulu, rehat karena selamat itu harus diutamakan ya.
Aduh serem banget, untung bapak gercep ya Mbak. Biarpun cuma beberapa detik ternyata pengaruhnya besar banget ya sama keselamatan.
Aku baca ini kok deg2an yaa, karena kebayang dengan kecelakaan itu, pernah ada di face yang harus nyetir sendiri dan itu butuh banget konsentrasi dan menurutku microsleep ini sangat berbahaya, semoga pada perduli untuk mengutamakan stamina yg baik sebelum mengemudi.
30 detik yang fatal… ini salah satu alasan aku ogah nyetir, kuatir ngantuk…
Udah bikin SIM sampai 2x, buntutnya angus juga…
Emang rejekinya kemana2 pake transportasi umum kali yah…
Mungkin ini alasan suami kalau perjalanan jauh minta diajak ngobrol terus, biar enggak bosan nyetir. Kadang mampir di rest area juga buat rehat sejenak. Daripada memaksakan keadaan tapi malah berbahaya.
Itulah kenapa aku ga mau tidur tiap kali road trip Ama suami mba. Krn kuatir dia ngantuk atau gimana. Apalagi aku ga berani bawa mobil.
Trus musik selalu kami pasang di perjalanan. Permen juga, dan air. Supaya ga ngantuk pokoknya.
Dulu pernah pas mudik sebelum pandemi, kami terjebak 32 jam di jalan. Jkt-solo yg cuma 7 jam seharusnya, jadi segitu 😂😂😂. Capeknya ga usah tanya. Akhirnya tiap ada rest area ya berhenti tidur dulu.
Mending lama deh, drpd kenapa2
Aku pernah nih punya pengalaman semacam itu. Jemput anak tengah malem pulang dr wisata. Sementara aku sendiri br pulang isya dr kantor. Jd agak kecapekan jg. Gak sadar ngegas mobil sampe nabrak dinding pager rumah orang. Untungnya itu udh di deket rumah, bukan di jln besar. Tp mobilnya sukses penyok berat hehe. Btw aku br tau itu istilahnya microsleep. Thanks artikelnya kak
Nuhun, ka Maee..
Sejujurnya yaa.. kami beberapa kali mengalami kejadian microsleep. Suami kan memang cukup sering bepergian luar kota dengan berkendara yaa.. Kalau di sebelahnya rekan kerja, kan gak mungkin perhatian nyiapin cemilan sampai nyuapin kan.. Apalagi si penumpangnya ini cuek.
Tapi gak menjamin kalau sama aku juga ga mengalami microsleep siih..
Pernah kami sama-sama lelah perjalanan Bandung-Soetta dan sempet oleng karena microsleep.
Dan ini suami kalau aku gantiin suka gak mau.
Huhuu…
Bener-bener pengalaman yang mendebarkan.
Duh ngeri banget ya bahaya microsleep ini walau hanya terjadi sepersekian detik tapi rawan menyebabkan kecelakaan yang membahayakan nyawa. Syukurlah tidak ada korban meninggal dalam kecelakaan yang dialami kakak sepupu mbak dan keluarganya. Jadi pelajaran berharga banget ini buat lebih waspada berkendaraan terutama saat perjalanan jauh. Lebih baik beristirahat dulu daripada memaksakan diri membawa kendaraan dalam keadaan ngantuk dan kurang istirahat.