Halo, frens! Mendekati hari raya Idul Fitri 1445 H, sudah banyak teman-teman yang memposting kegiatan mudik ke kampung halaman masing-masing. Saya sendiri akan mudik menggunakan mobil pribadi dari Tangerang Selatan ke Jogjakarta, via Bandung. Hiyaa ribet yey..
Berhubung tahun ini nggak lebaran di tempat mertua, which is di Bandung, maka saya sekeluarga menyempatkan untuk datang ke sana sebelum memulai perjalanan ke Jogja. Biar bisa bukber dulu lah bareng keluarga di sana.
Baca juga: Tarif Tol Road Trip Bandung – Jogja
Anyway, dalam artikel kali ini, saya mau membahas salah satu tempat makan di rest area yang menurut saya worth to try, Empal Gentong H. Irwan dan Rumah Makan Hidangan Sunda (HS). Barangkali menjelang berbuka puasa atau setelahnya kalian melewati Rest Area 338A, bisa dicoba mampir ke sana.
Empal Gentong H. Irwan dan Rumah Makan Hidangan Sunda (HS)
Frens, waktu saya kecil dulu, saya sekeluarga pernah berlibur ke Cirebon. Di sana, kami tentu mencicipi berbagai kuliner khas, salah satunya empal gentong. Since then, kalau ada rumah makan yang menyediakan empal gentong, pasti deh saya pesan! Haha. Sesuka itu sama cita rasanya.
Makanya, saat pulang ke Jogja Februari lalu dan mampir ke Rest Area 338A, saya langsung tergerak untuk makan siang di Empal Gentong H. Irwan dan Rumah Makan Hidangan Sunda (HS) yang ada di sana. Kedua judul tersebut tidak bisa dipisahkan, karena termasuk dalam Darwis Athallah Group. Sementara, tempat asal dari Empal Gentong H. Irwan ini sendiri ada di Jalan Jendral Sudirman, Ciperna, Cirebon.
Baca tentang: Sop / Soto Betawi Ibu Yati – Surya Kencana Pamulang
Setelah namanya makin tersohor, nampaknya tempat makan ini membuka cabang lain termasuk di beberapa rest area seperti Rest Area Tol Cipali (KM 166), Rest Area Tol Palikanci (KM 207) dan Rest Area Tol Pejagan Pemalang (KM 338A).
Menu andalan di rumah makan tersebut tentu saja empal gentong. Selain itu, tersedia berbagai menu khas Sunda lainnya seperti sate maranggi dan tahu gejrot. Opsi menu lainnya juga cukup beragam seperti sate kambing muda, ayam goreng kampung, burung malon, hingga aneka pepes seperti pepes tahu dan tempe.
Baca juga: Resta Pendopo KM 456, Rest Area Rasa Mall
Review Empal Gentong dan Sate Maranggi
Ketika datang ke sana, kami nggak pesan banyak menu, sih, hanya dua nasi putih, seporsi empal gentong dan seporsi sate maranggi yang berisi 10 tusuk. Cukup banget lah untuk kami bertiga. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pesanan kami pun datang.
Penampakan dari empal gentongnya cukup unik, disajikan di dalam gentong kecil yang terbuat dari tembikar. Melihat kuahnya yang masih panas berasap, membuat aromanya langsung mampir ke hidung saya. Bikin nggak sabar ingin segera mencicipi empal gentong seharga Rp37.500,- tersebut.
Anak saya yang tidak sabar ingin makan pun langsung saya suapkan sendok berisi kuah santan berwarna kuning dari kuliner khas Cirebon tersebut. Setelah ia mengangguk-angguk tanda rasanya enak, saya pun ikut mencicipinya. Kuahnya gurih dan kental, makin nikmat dengan taburan bawang goreng di atasnya.
Dagingnya lembut banget, namun saking lembutnya malah gampang ambyar gitu saat saya ambil pakai sendok. Untuk anak saya sih pas ya, jadi jatuhnya seperti daging yang disuwir-suwir. Entah memang biasanya seperti itu atau hanya saat kami datang saja? Sepertinya saat saya mncoba empal gentong lainnya, dagingnya ya normal aja, nggak alot tapi nggak mudah hancur juga.
Baca juga: Sate Maranggi Haji Yetty, Legend Se-Purwakarta
Selanjutnya ada sate maranggi. Berisi 10 tusuk dengan harga seporsi Rp55.000,- sate maranggi ini disajikan di atas piring dengan bumbu kecap yang melimpah. Menurut suami saya rasanya standar dan nothing special gitu, tapi saya suka-suka aja sih dengan rasanya yang cenderung manis. Kalau dimakan bersama dengan acar dan potongan cabai, jadi lebih nikmat.
Suasana dan Pelayanan
Sebenarnya, kesan pertama saya saat memasuki tempat makan ini tidak terlalu baik. Ketika saya sekeluarga datang, hampir semua meja sudah kosong, namun tidak ada satupun meja yang bersih. Masih ada piring-piring dan gelas dari pengunjung yang datang sebelum kami.
Setelah mencari-cari meja yang paling bersih, kami pun memanggil waitress untuk membersihkan meja yang akan kami gunakan. Yap! Kami yang manggil, frens, bukan mereka yang gercep datang dan membereskan sisa-sisa makanan sebelumnya. Hhh..
Saat mbaknya lagi membersihkan meja kami, saya pun berpesan untuk membersihkan meja yang lain juga, supaya kalau ada orang lain yang datang nggak bingung mau duduk di mana. Setelah membersihkan meja kami, mbak waitress-nya beberes juga semua meja yang kotor. Wkwk.
Tempat makannya cukup luas dan family friendly, sayang banget kan kalau pengunjung jadi malas datang karena tidak ada satupun meja yang bersih di sana. Setelah semua meja dan lantai dibersihkan, tempat tersebut tampak lebih resik dan nyaman.
Rekomendasi
Untuk harga, saya rasa standar ya untuk ukuran tempat makan besar di rest area. Memang menu-menu seperti nasi putih, dan minumannya lebih mahal dibandingkan biasanya, seperti es jeruk yang dihargai Rp12.000,- padahal menurut saya lebih banyak komposisi air dibandingkan jeruknya :’)
Baca juga: Takjil Ramadan Favorit Beserta Resepnya
Meski demikian, untuk rasa makanan nggak ada masalah ya, dan recommended nih untuk Mae frens yang lagi cari tempat makan di rest area 338A. Setelah mengisi perut, di sana juga terdapat toilet maupun mushola yang letaknya tidak jauh dari tempat makan Empal Gentong H. Irwan, cocoklah untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjang kalian.
Stay safe everyone!