Anak Pertama Kali di Hotel? Ini 4 Hal yang Harus Mereka Tahu Sebelum Check-in!

menginap di hotel bersama anak

Bulan Juni ini menjadi kali pertama puteri saya yang berusia 5 bulan menginap di hotel. Kami sekeluarga bermalam di Millenium Hotel Sirih Jakarta dalam rangka menghadiri acara pernikahan sahabat saya. Mungkin baby nggak akan ingat momen ini, berbeda dengan kakaknya yang masih terus membahas aktivitas di hotel selama beberapa pekan setelah kami pulang.

By the way, ngomong-ngomong soal pertama kali anak menginap di hotel, itu bisa jadi momen seru sekaligus… well, sedikit chaos kalau kita nggak mempersiapkan mereka. Soalnya, bisa jadi hotel tuh tempat yang amat asing buat mereka. Dari suara ‘ting’ lift sampe kasur springbed yang empuk banget dan bikin mereka pengin lompat-lompat kayak di trampolin.

Nah, sebagai ibu yang udah berkali-kali briefing anak supaya nggak ngompol di sprei hotel plus ngejar dia yang lari-lari di lobi kayak di playground, saya mau share beberapa hal penting yang perlu di-briefing ke anak sebelum check-in hotel. Biar liburan lancar, anak-anak aman, dan kita nggak malu pas check-outScroll terus, ya~

Berperilaku Baik dan Tertib di Area Umum Hotel

Mae frens, pernah nggak sih ngeliat anak kecil lari-lari di lobi hotel sambil teriak-teriak kayak lagi di playground? Atau malah jadi bahan side eye dari tamu lain karena kelakuannya terlalu excited?

Emang sih, namanya juga anak-anak. Tapi, menurut saya pribadi nih yaa.. Ada beberapa basic manner yang harus ditanamkan ke anak-anak supaya mereka bisa lebih behave terutama saat di tempat umum. Contohnya ya di lobi atau koridor hotel.

Lobi Hotel

Saya inget banget, tahun 2020 saat menghadiri acara pernikahan sahabat kuliah saya di Apurva Kempinski Bali. Lobi hotelnya kan gede sangat tuh, ya, di sana anak saya yang usianya masih belum genap 2 tahun heboh banget. Mana lagi lincah-lincahnya baru lancar jalan dan lari-lari.

Lobi Hotel Apurva Kempiski
Lobi Hotel Apurva Kempinski Bali

Beberapa kali juga dia sok-sokan mau main petak umpet. Ngumpet-ngumpet di balik ornamen lobi hotel. Meskipun tetap saya tanggapi, tapi saya sounding dan kasih pengertian kalau ini bukan tempat main petak umpet.

Di samping itu, kasitau juga kalau di sana banyak orang berlalu lalang, membawa banyak barang bahkan koper besar. Bisa-bisa anak saya nabrak atau tidak sengaja tertabrak orang (maupun barangnya) jika berlari-larian. Briefing ini bahkan masih saya lakukan hingga sekarang anak saya usianya sudah 6 tahun. Soalnya yaa gitu deh, hebohnya nggak ilang-ilang tiap traveling. Hehe.

Jadi, kalau lagi antri check-in, biasanya saya ajak jalan-jalan aja di area seputar lobi sembari melihat pemandangan. Atau kalau ada bangku dan meja kosong di sana, kami melakukan aktivitas menggambar atau mewarnai.

Restoran Hotel

Pas nyampe di restoran, biasanya ada lagi nih kejadian tak terduga. Entah mereka lari-larian, berisik, atau ngambil makanan sekaligus banyak saking semangatnya. Dulu, anak saya juga demikian, gara-gara bapaknya ngomong kalau kita bisa makan sepuasnya di resto hotel saat sarapan. Langsung dia excited pengen ngambil donat dan kue-kue sebanyak-banyaknya. Wkwk.

Dari pada nggak kita bolehin terus berujung tantrum, mending dikasi pengertian di awal kalau nggak perlu ngambil makanan secara berlebihan. Kalau sudah habis dan masih mau, boleh nambah lagi. Tambahan lagi, ajarkan anak buat bilang “terima kasih” ke pelayan atau chef yang lagi membantu atau masak di depan kita.

Kolam Renang

Saya yakin deh, hampir semua anak-anak sesenang itu kalau melihat kolam renang di hotel. Tapi, jangan sampai anak-anak nyebur sendiri kayak ikan yang gelagapan di darat lalu ketemu air! Lagi-lagi nih, flashback ke momen saat saya liburan di Pulau Dewata, Bali. Saat itu anak saya nggak sabar banget buat nyemplung di kolam renang Mercure Nusa Dua, yang mana kolam anaknya cukup luas.

Kolam Renang Mercure Nusa Dua Bali
Kolam Renang Mercure Nusa Dua Bali

Dia yang belum kenal takut dan nggak paham bahaya hampir aja nyebur duluan saat saya dan suami lagi naruh barang-barang di kursi pinggir kolam. Huaaah! Untungnya suami saya gesit langsung menggendong anak kami. Huft. Deg-degan banget asli.

Meskipun baju renang anak sudah dilengkapi dengan pelampung, hingga sekarang tiap kami akan berenang saya selalu berpesan, “Tunggu Mama dan Papa. Jangan lari-larian di kolam renang. Jangan masuk ke air duluan. Sabar dan tertib!”

Selain itu, di semua area umum hotel, selalu ingatkan anak-anak untuk tidak berbicara terlalu keras apalagi berteriak-teriak. Saya yang orang tuanya aja suka terganggu, apalagi orang lain? Hehe..

Memberitahu Fasilitas Hotel yang Bisa dan Nggak Bisa Digunakan Sembarangan

Ini juga nggak kalah penting sebab ada banyak sekali barang yang mungkin baru pertama kali dilihat oleh anak-anak dan bikin penasaran. Contohnya, lift dengan banyak tombol, telepon di dalam kamar hotel, bath-up di kamar mandi atau mini bar dengan beragam snack yang menarik (padahal kalau ngambil kena charge).

Bahkan sampai sekarang, anak sulung saya masih excited banget buat mencet tombol lift dan membuka pintu kamar menggunakan kartu akses. Haha. Tentunya perlu di-briefing nih tombol mana aja yang boleh dipencet saat di dalam lift dan bagaimana aturan-aturan di dalam lift (tidak boleh dekat-dekat pintu, harus dekat-dekat Mama dan Papa, tidak loncat-loncat atau terburu-buru saat masuk dan keluar lift).

Pondok Indah Hotel Boyolali
Informasikan pada anak barang-barang mana saja yang tidak boleh sembarangan dignakan sendiri, contohnya coffee maker ini 🙂

Selain itu, sambil mengajak anak room tour saat pertama kali masuk kamar, ajak anak keliling dulu sambil jelasin fasilitasnya. “Ini tombol lampu, ini AC-nya, ini tempat sampahnya.” Jadi mereka merasa dilibatkan tapi tetap dalam pengawasan. Jelaskan juga hal-hal yang tidak boleh sembarangan dilakukan, seperti memencet-mencet tombol sambil menelepon, atau bermain-main dengan kode brankas.

Nah, dengan ngajarin hal-hal sederhana ini, kita bisa menghindari tagihan tak terduga sekaligus bikin anak lebih bertanggung jawab.

Mengajarkan Anak Soal Prosedur Keamanan

Biarpun nggak mau kejadian dan sebisa mungkin dicegah, tapi menurut saya mengajarkan anak soal survival skills dasar itu penting sekali. Saya punya pengalaman yang sangat memorable saat usia saya masih 4 tahun. Yes, empat tahun dan saya masih ingat sampai 30 tahun kemudian!

Saat itu saya berada di supermarket dan terpisah dari kedua orang tua saya. Saya yang masih kecil banget melihat tempat itu begitu besaaar dan saya bingung karena nggak nemu Bapak dan Mama saya di mana. Akhirnya saya ditemukan oleh kasir supermarket tersebut. Ini ceritanya lagi di luar negeri, frens, dan saat itu saya nggak punya skill bahasa Inggris sama sekali.

Kasirnya ngomong Inggris dan saya jawab pakai bahasa Indonesia. Nggak nyambung lah ya. Haha. Akhirnya saya nangis sekeras-kerasnya. Berharap ibu saya akan datang menemukan saya. Endingnya di-sounding soal saya yang hilang ini melalui pengeras suara dan ibu saya beneran datang. Alhamdulillah.

Karena pengalaman tersebut, saya jadi tau banget gimana rasa takut banget terpisah dari orang tua dan nggak ngerti harus ngapain. Sekarang, anak saya selalu saya briefing untuk mengingat hal-hal esensial seperti nama orang tua, nomor kamar (saat menginap di hotel), dan seragam staff atau satpam hotel untuk meminta bantuan saat diperlukan.

Jangan lupa juga untuk selalu mengingatkan anak-anak agar tidak sembarangan mengikuti orang asing atau yang mereka baru kenal.

Persiapan untuk Anak-anak yang Sedang Toilet Training

Satu hal lain yang bikin deg-degan adalah mengkhawatirkan anak mengompol di kasur kamar hotel. Pastinya nggak mau dong ya kita pagi-pagi liat “peta dunia” tergambar di sprei kamar hotel yang putih bersih? Haha. Terutama untuk anak-anak yang lagi toilet training, nih, dan biasanya menolak menggunakan diapers.

Saya juga pengalaman ketika menginap di Hotel Santika Sukabumi beberapa tahun lalu, di mana anak saya mengompol karena menolak menggunakan diapers. Untungnyaa.. kami menggunakan perlak dan lapisan kain lagi di atas perlak tersebut sehingga kasur, sprei hingga selimut hotel selamat. Fyuh~

Jadi, sebelum menginap di hotel ada baiknya kita briefing anak-anak agar:

  • pergi ke toilet dulu sebelum tidur
  • perbanyak minum di siang hari dan kurangi saat malam hari
  • bersedia menggunakan diapers jika diperlukan

Untuk orang tua, ada baiknya untuk menyiapkan alas waterproof seperti perlak atau waterproof mattress protector. Bawa juga persediaan lebih untuk celana dan dalaman anak, serta diapers untuk anak-anak yang belum sepenuhnya lepas pampers.

Menginap di Hotel Bersama Anak-anak? Yuk, Gas!

Mae frens, ngajak anak pertama kali ke hotel tuh ibarat bawa little explorer ke dunia baru. Biarpun, namanya juga anak-anak, basic manner tetap harus diperkenalkan dan ditanamkan sejak dini, ya. Jadi, kita tetap bisa memberikan mereka kebebasan untuk bereksplorasi namun dengan batasan-batasan tertentu.

Intinya, kalau mau menginap di hotel bersama anak, apalagi baru pertama kali mengajak mereka ke sana:
✔️ Jangan overthinking, tapi jangan juga meng-underestimate persiapan
✔️ Berikan contoh seperti apa perilaku yang baik, karena itulah yang akan jadi patokan mereka
✔️ Enjoy the moment, bikin pengalaman jadi seru dan berkesan untuk mereka

Liburan sama anak tuh bukan semuanya harus serba perfect, tapi harapannya bisa jadi cerita seru yang bakal terkenang sampai mereka besar nanti.

Any other tips nggak nih, frens? Share di kolom komentar ya!

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *